Cafetière

Cafetière

Waktu aku pindah ke Jakarta, aku tak lagi memperoleh akses yang leluasa atas kompor, seperti waktu di Bandung. Jadi aku menggunakan cara lain untuk membuat kopi, selain dengan Bialetti Mocca kesayanganku. Yang aku pilih adalah French Press, atau disebut juga Cafetière. Yang menarik dari cara ini adalah bahwa kita membiarkan air berbaur dengan bubuk kopi cukup lama, memungkinkan paduan yang bersifat lebih keras, tebal, dan menjaga minyak esensial untuk larut dan terbawa di air. Cara penggunaannya mudah sekali. Berikut aku…

Read More Read More

Kimia Kopi

Kimia Kopi

Ini disadur dari tulisan bertajuk “Enjoy the Rich Arome of Putrid Meat” di majalah Wired, edisi Oktober 2009. Barangkali ada edisi webnya juga. Tapi aku belum lihat, dan maka belum bisa tuliskan urlnya. Jadi, apa saja yang terkandung di dalam secangkit kopi hitam pekat nan pahit mempesona itu? Selain air, ini dia: Kafein. Seperti nikotin dan kokain, kafein adalah alkaloid, yaitu racun yang diproduksi tanaman. Racun imenutupi receptor syaraf yang menerima adenosin, yaitu sinyal kimiawi tidur. Akibatnya: kita bangun :)….

Read More Read More

Kopi untuk Melawan Alzheimer

Kopi untuk Melawan Alzheimer

Rosemary Black menulis di NY Daily News bahwa secangkir kopi yang kita minum itu bukan hanya menyegarkan pikiran, tetapi juga mengurangi laju berkurangnya memori. Kepikunan, dalam arti menurunnya memori, adalah ciri utama penyakit Alzheimer. Sayangnya, test ini baru dilakukan pada tikus lab. Pada riset yang dipublikasikan di Journal of Alzheimer’s Disease ini, tikus-tikus itu diberi menu yang setara dengan 500 mg kafein per hari. Teramati bahwa pada tikus dengan gejala setara Alzheimer, konsumsi kafein sejumlah itu akan menurunkan hingga 50%…

Read More Read More

Kembalinya Kopi Kampung

Kembalinya Kopi Kampung

Baru aku berceloteh tentang La Tazza, ada pesan di dinding facebook dari Taufik — seorang barista di Sbux BIP. Ada satu pak BAE yang sudah dicadangkan buatku: Sulawesi Toraja. Menarik, karena BAE (black apron exclusive) sebelumnya juga kebetulan dari Indonesia: Sumatra Siborongborong. Biasanya BAE itu bergantian dari satu ujung dunia ke ujung yang lain. OK, jadi aku janji ambil ke Bandung, kalau sempat. Aku takjub waktu akhirnya benar2 ke Bandung. Tampilan BAE ini memberiku nuansa déjà vu. Wow, ini Kopi…

Read More Read More

Heya, World!

Heya, World!

Hai. Ini Koen. Aku memposting tulisan-tulisanku tentang kopi, dalam Bahasa Indonesia, di blog ini. Selain blog ini, aku masih punya blog Koen Coffee Corner yang lain, dalam Bahasa Inggris, beralamat di mylifestyleblogs.com/coffee. Blog itu adalah bagian dari Asia Blogging Network. Di blog itu, aku menulis berdua dengan Echi. Mari kita awali kesegaran pagi ini dengan secangkir kopi. Dan maju terus kopi Indonesia :) [Gambar: UserFriendly, 15-05-1999]

La Tazza Cassablanca

La Tazza Cassablanca

Mal Ambassador terletak di kawasan Cassablanca, Jakarta. Lantai 1 hingga 3 berisi berbagai alat elektronika dan gadget masa kini. Lantai 4 tempat foodcourt dan beberapa café. Di sinilah terletak Café La Tazza. Cafénya nyaman, membuat kita lupa bahwa kita masih berada di tempat perbelanjaan. Tapi yang lebih menarik adalah coffee boothnya. Di coffee booth La Tazza kita bisa membeli berbagai biji kopi dari nusantara. Aceh Gayo, Sumatra Lintong, Lampung, Java Jampit, Toraja, Flores, hingga Papua. Semuanya dalam bentuk biji yang…

Read More Read More

Kopi Vietnam

Kopi Vietnam

Kopi hari ini: kopi ala Vietnam. Kopi ini dijerang dengan seperangkat filter yang dibuat khusus untuk memberikan rasa kopi yang konon — kata orang Vietnam — tiada duanya. Filter Kopi Vietnam seukuran cangkir kecil, mudah disimpan. Dan pemakaiannya mudah. Tapi kita harus menggunakan bubuk kopi yang tak terlalu halus. Kopi Vietnam sendiri sudah digiling dengan kekasaran yang pas untuk alat ini. Tapi kopi ala Vietnam tak harus menggunakan kopi dari Vietnam. Kita bisa giling sendiri kopi yang agak kasar. Untuk…

Read More Read More

Vietnam

Vietnam

Brasil is apparently famous as the biggest coffee exporter. But only a few people know that the second position is held by Vietnam. Vietnam has a long history on coffee. When the Dutch was inhumanly forcing its kulturstelsel (never mind the spell — it is never important) in Nusantara (now Indonesia), the French colonist also started their own coffee plantations in Indochina, in the 19th century. Under communist government, however, Vietnamese coffee had been forgotten. Almost. Since 1990s, when Vietnam…

Read More Read More

Warung Tinggi

Warung Tinggi

Every town in Java (and other Indonesian islands as well) has their own coffee brand. Koffie Aroma from Bandung, Kapal Api from Surabaya, etc, have their own reputation regionally (and in some cases: internationally). Jakarta, as the first site in Indonesia where coffee trees were planted, has its own classical brand: Warung Tinggi. The story began with a small food stall in Jakarta Kota (now named Jalan Hayam Wuruk), that sold local stuff to the neighbourhood. Each day, a woman…

Read More Read More

Kapal Api

Kapal Api

Go Soe Loet tiba dari Fujian di pulau Jawa sekitar awal abad ke-20. Bekerja sebagai pedagang, ia melihat banyak orang yang suka minum kopi. Jadi dia memutuskan untuk memulai bisnis kopi pada tahun 1927. Untuk mengingat bagaimana dia datang ke Jawa, dia memilih ‘Kapal Api’ sebagai merek bisnis kopinya. Untuk menurunkan harga agar masyarakat mampu membelinya, ia mencampurkan kopinya dengan jagung. Saat itu kopi dijual sebagai komoditas tanpa merek. Pada tahun 1968, anak Go Soe Loet yang bernama Soedomo Mergonoto…

Read More Read More