Month: January 2024

Kafe dan Ekspor Kopi Indonesia

Indonesia adalah penghasil dan pengekspor dan eksportir kopi terbesar keempat di dunia, setelah Brasil, Vietnam, dan Kolombia. Pada tahun 2022/23, produksi Indonesia meningkat sebanyak 2,4% menjadi 12 juta karung. Satu karung memiliki berat 60kg kopi. Pada awal tahun kopi 2022/23, fenomena cuaca La Niña diramalkan berdampak negatif secara signifikan pada produksi, dengan curah hujan yang tinggi terjadi selama dan setelah periode kopi berbunga. Namun ternyata terjadi kenaikan produksi pada tahun ini, yang disebabkan ekspansi perkebunan kopi sebanyak 71.000 hektar pada periode 2018–2022.

Pada periode 2023/24, produksi kopi Indonesia diperkirakan mencapai 9.7 juta karung, yang menunjukkan penurunan 18%. Penurunan ini terutama disebabkan hujan deras yang mengganggu tahap perkembangan buah kopi. Dari jumlah ini, produksi kopi Arabika diperkirakan mencapai 1.3 juta karung, turun dari 1.35 juta karung tahun sebelumnya; sementara kopi Robusta diproyeksikan mengalami penurunan 20% dari tahun sebelumnya, menjadi sekitar 8.4 juta karung.

Ekspor biji kopi hijau Indonesia diperkirakan mengalami penurunan 32% menjadi 5.2 juta karung pada tahun 2023/24, dibandingkan dengan 7.7 juta karung tahun sebelumnya. Penurunan ini disebabkan oleh pasokan ekspor yang lebih rendah. Konsumsi domestik diperkirakan mencapai 4.79 juta karung pada tahun 2023/24, menunjukkan peningkatan dari tahun sebelumnya. Kenaikan ini disebabkan oleh permintaan yang terus berlanjut dari ritel dan layanan makanan karena pulihnya ekonomi pasca pandemi.

Sebagai catatan atas konsumsi domestik, sebelumnya konsumsi kopi domestik masih rendah, karena masyarakat Indonesia lebih memilih teh daripada kopi. Namun kini kopi semakin populer, didorong munculnya perubahan pola konsumsi generasi muda yang suka kopi populer, serta suka bersosialisasi ke kafe (dibandingkan negara lain yang bersosialisasi ke tempat beralkohol).

Pada tahun 2022, kafe di Indonesia menghasilkan penjualan US$ 1,9 miliar. Pasar ini diperkirakan akan terus tumbuh dan mencapai nilai US$ 3,8 miliar pada tahun 2026. Dalam beberapa tahun terakhir, kedai kopi lokal telah mengungguli merek global dalam hal kehadiran pasar. Pada tahun 2021, Kopi Janji Jiwa memiliki jumlah outlet terbanyak di antara kedai kopi lain di Indonesia, dengan 920 outlet tersebar di seluruh Indonesia.

Kopi dan Kolesterol

Web ini cukup banyak mengulas efek kopi bagi kesehatan. Namun banyaknya penelitian-penelitian dalam beberapa tahun terakhir mendorong perlunya update pengetahuan atas dampak kopi bagi kesehatan. Serial tulisan ini akan dimulai dengan kolesterol.

Kolesterol tinggi atau hiperkolesterolemia dapat memiliki berbagai akibat negatif pada kesehatan kita. Kolesterol adalah lemak yang penting untuk berbagai fungsi tubuh, tetapi ketika kadar kolesterol dalam darah terlalu tinggi, dapat menyebabkan masalah kesehatan serius, termasuk penyakit jantung, stroke, aterosklerosis (pembentukan plak lemak dalam pembuluh darah), xanthomas (benjolan kuning di bawah kulit), batu empedu, gagal ginjal, kesehatan mata, hingga kesehatan mental (misalnya alzheimer).

Beberapa penelitian beberapa tahun terakhir tentang korelasi konsumsi kopi dan kadar kolesterol dalam tubuh manusia menghasilkan temuan-temuan berikut:

Altmaier dkk: Konsumsi kopi yang tinggi berkaitan dengan peningkatan kadar kolesterol dalam darah secara keseluruhan.

Ranheim dan Halvorsenr: Kopi rebus mengandung senyawa yang dapat meningkatkan kolesterol, dan dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular. Namun, kopi yang disaring tidak mengandung senyawa-senyawa ini dan tidak memiliki efek kardiovaskular yang merugikan; dan bahkan mungkin memberikan manfaat perlindungan terhadap diabetes mellitus tipe 2.

Wierzejska: Konsumsi setidaknya 3 cangkir kopi per hari dapat mengurangi risiko berbagai penyakit, termasuk diabetes tipe 2 dan penyakit kardiovaskular. Bagi penderita dislipidemia, disarankan kopi yang disaring karena mengandung lebih sedikit diterpen yang dapat meningkatkan kolesterol.

Halvorsen dkk: Senyawa cafestol yang ditemukan dalam kopi telah terbukti dapat mengurangi penyerapan kolesterol lipoprotein densitas rendah (LDL) dan mengurangi jumlah reseptor LDL dalam fibroblas kulit manusia, menunjukkan dampak negatif potensial pada kadar kolesterol.

Talebi dkk: Konsumsi kopi, dikombinasikan dengan program latihan di rumah, secara signifikan meningkatkan profil lipid darah pada pria paruh baya yang tidak aktif, termasuk penurunan kadar kolesterol LDL, kolesterol total, dan trigliserida, serta peningkatan kolesterol lipoprotein densitas tinggi (HDL).

Kokaze dkk: Penelitian pada polimorfisme genetik tertentu (Mt5178 C/A) menunjukkan bahwa konsumsi kopi secara positif berkaitan dengan kadar kolesterol LDL serum pada pria Jepang yang memiliki polimorfisme ini.

Onuegbu dan Agbedana: Konsumsi kopi dapat menyebabkan peningkatan kadar kolesterol total dan LDL dalam serum, yang dapat mengubah profil lipid serum dan meningkatkan risiko penyakit jantung koroner.

De Lima dkk: Kopi mengandung senyawa seperti cafestol dan kahweol, yang berkaitan dengan dislipidemia. Senyawa-senyawa ini telah diteliti memiliki dampak pada kadar kolesterol.

Rustan dkk: Keberadaan diterpen seperti cafestol dan kahweol dalam kopi rebus telah ditemukan dapat meningkatkan kadar kolesterol serum, khususnya kolesterol LDL.

Kesimpulannya, efek kopi pada kadar kolesterol bergantung pada jenis kopi (dijerang atau disaring), faktor genetik, serta keberadaan senyawa-senyawa tertentu dalam kopi. Meskipun beberapa studi menunjukkan efek merugikan pada kadar kolesterol, yang lain mengindikasikan manfaat kesehatan potensial, terutama dengan kopi yang disaring.

Powered by WordPress & Theme by Anders Norén