Category: Knowledge Page 1 of 2

Kafe dan Ekspor Kopi Indonesia

Indonesia adalah penghasil dan pengekspor dan eksportir kopi terbesar keempat di dunia, setelah Brasil, Vietnam, dan Kolombia. Pada tahun 2022/23, produksi Indonesia meningkat sebanyak 2,4% menjadi 12 juta karung. Satu karung memiliki berat 60kg kopi. Pada awal tahun kopi 2022/23, fenomena cuaca La Niña diramalkan berdampak negatif secara signifikan pada produksi, dengan curah hujan yang tinggi terjadi selama dan setelah periode kopi berbunga. Namun ternyata terjadi kenaikan produksi pada tahun ini, yang disebabkan ekspansi perkebunan kopi sebanyak 71.000 hektar pada periode 2018–2022.

Pada periode 2023/24, produksi kopi Indonesia diperkirakan mencapai 9.7 juta karung, yang menunjukkan penurunan 18%. Penurunan ini terutama disebabkan hujan deras yang mengganggu tahap perkembangan buah kopi. Dari jumlah ini, produksi kopi Arabika diperkirakan mencapai 1.3 juta karung, turun dari 1.35 juta karung tahun sebelumnya; sementara kopi Robusta diproyeksikan mengalami penurunan 20% dari tahun sebelumnya, menjadi sekitar 8.4 juta karung.

Ekspor biji kopi hijau Indonesia diperkirakan mengalami penurunan 32% menjadi 5.2 juta karung pada tahun 2023/24, dibandingkan dengan 7.7 juta karung tahun sebelumnya. Penurunan ini disebabkan oleh pasokan ekspor yang lebih rendah. Konsumsi domestik diperkirakan mencapai 4.79 juta karung pada tahun 2023/24, menunjukkan peningkatan dari tahun sebelumnya. Kenaikan ini disebabkan oleh permintaan yang terus berlanjut dari ritel dan layanan makanan karena pulihnya ekonomi pasca pandemi.

Sebagai catatan atas konsumsi domestik, sebelumnya konsumsi kopi domestik masih rendah, karena masyarakat Indonesia lebih memilih teh daripada kopi. Namun kini kopi semakin populer, didorong munculnya perubahan pola konsumsi generasi muda yang suka kopi populer, serta suka bersosialisasi ke kafe (dibandingkan negara lain yang bersosialisasi ke tempat beralkohol).

Pada tahun 2022, kafe di Indonesia menghasilkan penjualan US$ 1,9 miliar. Pasar ini diperkirakan akan terus tumbuh dan mencapai nilai US$ 3,8 miliar pada tahun 2026. Dalam beberapa tahun terakhir, kedai kopi lokal telah mengungguli merek global dalam hal kehadiran pasar. Pada tahun 2021, Kopi Janji Jiwa memiliki jumlah outlet terbanyak di antara kedai kopi lain di Indonesia, dengan 920 outlet tersebar di seluruh Indonesia.

Kopi dan Kolesterol

Web ini cukup banyak mengulas efek kopi bagi kesehatan. Namun banyaknya penelitian-penelitian dalam beberapa tahun terakhir mendorong perlunya update pengetahuan atas dampak kopi bagi kesehatan. Serial tulisan ini akan dimulai dengan kolesterol.

Kolesterol tinggi atau hiperkolesterolemia dapat memiliki berbagai akibat negatif pada kesehatan kita. Kolesterol adalah lemak yang penting untuk berbagai fungsi tubuh, tetapi ketika kadar kolesterol dalam darah terlalu tinggi, dapat menyebabkan masalah kesehatan serius, termasuk penyakit jantung, stroke, aterosklerosis (pembentukan plak lemak dalam pembuluh darah), xanthomas (benjolan kuning di bawah kulit), batu empedu, gagal ginjal, kesehatan mata, hingga kesehatan mental (misalnya alzheimer).

Beberapa penelitian beberapa tahun terakhir tentang korelasi konsumsi kopi dan kadar kolesterol dalam tubuh manusia menghasilkan temuan-temuan berikut:

Altmaier dkk: Konsumsi kopi yang tinggi berkaitan dengan peningkatan kadar kolesterol dalam darah secara keseluruhan.

Ranheim dan Halvorsenr: Kopi rebus mengandung senyawa yang dapat meningkatkan kolesterol, dan dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular. Namun, kopi yang disaring tidak mengandung senyawa-senyawa ini dan tidak memiliki efek kardiovaskular yang merugikan; dan bahkan mungkin memberikan manfaat perlindungan terhadap diabetes mellitus tipe 2.

Wierzejska: Konsumsi setidaknya 3 cangkir kopi per hari dapat mengurangi risiko berbagai penyakit, termasuk diabetes tipe 2 dan penyakit kardiovaskular. Bagi penderita dislipidemia, disarankan kopi yang disaring karena mengandung lebih sedikit diterpen yang dapat meningkatkan kolesterol.

Halvorsen dkk: Senyawa cafestol yang ditemukan dalam kopi telah terbukti dapat mengurangi penyerapan kolesterol lipoprotein densitas rendah (LDL) dan mengurangi jumlah reseptor LDL dalam fibroblas kulit manusia, menunjukkan dampak negatif potensial pada kadar kolesterol.

Talebi dkk: Konsumsi kopi, dikombinasikan dengan program latihan di rumah, secara signifikan meningkatkan profil lipid darah pada pria paruh baya yang tidak aktif, termasuk penurunan kadar kolesterol LDL, kolesterol total, dan trigliserida, serta peningkatan kolesterol lipoprotein densitas tinggi (HDL).

Kokaze dkk: Penelitian pada polimorfisme genetik tertentu (Mt5178 C/A) menunjukkan bahwa konsumsi kopi secara positif berkaitan dengan kadar kolesterol LDL serum pada pria Jepang yang memiliki polimorfisme ini.

Onuegbu dan Agbedana: Konsumsi kopi dapat menyebabkan peningkatan kadar kolesterol total dan LDL dalam serum, yang dapat mengubah profil lipid serum dan meningkatkan risiko penyakit jantung koroner.

De Lima dkk: Kopi mengandung senyawa seperti cafestol dan kahweol, yang berkaitan dengan dislipidemia. Senyawa-senyawa ini telah diteliti memiliki dampak pada kadar kolesterol.

Rustan dkk: Keberadaan diterpen seperti cafestol dan kahweol dalam kopi rebus telah ditemukan dapat meningkatkan kadar kolesterol serum, khususnya kolesterol LDL.

Kesimpulannya, efek kopi pada kadar kolesterol bergantung pada jenis kopi (dijerang atau disaring), faktor genetik, serta keberadaan senyawa-senyawa tertentu dalam kopi. Meskipun beberapa studi menunjukkan efek merugikan pada kadar kolesterol, yang lain mengindikasikan manfaat kesehatan potensial, terutama dengan kopi yang disaring.

Statistik Kopi 2022

BPS baru menerbitkan Statistik Kopi Indonesia 2022 pada bulan November 2023, dengan data yang bersumber dari Survei Perusahaan Perkebunan tahun 2022, data perkebunan rakyat dari Dirjen Perkebunan, serta kompilasi dokumen ekspor dan impor dari Dirjen Bea Cukai.

Produksi kopi Indonesia pada tahun 2022 tercatat 775 ribu ton, atau turun 1.4% dari tahun 2021. Provinsi penghasil kopi terbesar adalah Sumatera Selatan (27%), Lampung (15%), Sumatera Utara (11%), Aceh (9%), Bengkulu (8%), yang semuanya berada di pulau Sumatera. Provinsi lain menghasilkan 31% produksi kopi. Sebagian besar kopi merupakan hasil perkebunan rakyat (771 kiloton); sedangkan perusahaan negara hanya menghasilkan 3 kiloton, dan perusahan swasta 1 kiloton).

Ekspor total kopi 2022 sebesar 438 kiloton dengan nilai US$ 1148 juta. Ekspor terbesar adalah biji Robusta mentah (86%), disusul Arabica mentah 11%, serta kopi lain 2%. Lima negara terbesar pengimpor kopi Indonesia adalah Amerika Serikat (13%, yaitu US$ 269 juta atau 56 kiloton), India (10%), Mesir (9%), Jerman (8%), Malaysia (6%). Negara-negara lain mengambil porsi 54%.

Namun Indonesia juga mengimpor kopi senilai US$ 18 juta atau 4 kiloton, yang diimpor terutama dari Brazil (45%), Vietnam (33%), Malaysia, Timor Leste, dan Jepang. Secara umum, ekspor Indonesia masih mengalami surplus 433 kiloton.

Luas kebun kopi di Indonesia sebesar 1.3 juta hektar, dan penyebarannya dapat dilihat pada peta di atas. Perbedaan ranking produksi dan luasan lahan menunjukkan perbedaan produktivitas lahan antar provinsi. Produktivitas (kg/ha) terbesar adalah di Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Jambi.

Kopi Timor Leste

Kopi Timor, terkenal dengan kualitasnya yang luar biasa, memiliki sejarah yang kaya di Timor-Leste, yang juga dikenal sebagai Timor Timur. Budidaya kopi di Timor-Leste dimulai selama era kolonial Portugis pada abad ke-18. Kopi diperkenalkan ke pulau ini oleh Portugis dan segera menjadi tanaman bernilai tinggi. Namun, selama Perang Dunia II, Timor mengalami pergolakan, dengan Jepang menduduki pulau tersebut dan menghancurkan sebagian besar perkebunan kopi.

Setelah perang, produksi kopi dilanjutkan, dan pada tahun 1970-an, Timor-Leste meraih kemerdekaan dari Portugal. Namun, pergolakan politik terjadi ketika negara ini menghadapi perjuangan panjang untuk kebebasan. Di tengah latar belakang ini, produksi kopi menghadapi banyak tantangan, termasuk konflik, ketidakstabilan ekonomi, dan akses terbatas ke pasar internasional.

Pada awal tahun 2000-an, Timor-Leste kembali stabil, dan upaya dilakukan untuk menghidupkan kembali dan memperkuat industri kopi. Pemerintah, bersama dengan organisasi internasional dan LSM, memberikan dukungan kepada petani kecil, mempromosikan praktik berkelanjutan, meningkatkan infrastruktur, dan memfasilitasi akses ke pasar internasional.

Kopi Timor-Leste sebagian besar ditanam di daerah pegunungan negara ini, dengan memanfaatkan tanah vulkanik yang subur, ketinggian yang tinggi, dan iklim yang menguntungkan. Dua varietas utama yang dibudidayakan adalah Arabika dan Robusta, dengan Arabika menjadi yang paling dominan.

Profil rasa unik dari kopi Timor timbul dari kombinasi faktor-faktor ini: biji Arabika berkualitas tinggi, ditanam di bawah naungan hutan tropis, dan metode pengolahan tradisional. Petani sering menggunakan praktik organik, menghindari pupuk dan pestisida sintetis, sehingga menghasilkan kopi yang dipuji karena kelembutan, tubuh sedang, dan rasa ringan yang sedikit beraroma buah.

Industri kopi di Timor-Leste terutama didorong oleh petani kecil yang bekerja secara kolektif melalui koperasi. Koperasi ini memberikan platform bagi petani untuk mengumpulkan sumber daya, berbagi pengetahuan, dan secara kolektif memasarkan kopi mereka. Inisiatif perdagangan adil juga telah berperan dalam mendukung para petani dengan menjamin harga yang adil dan mempromosikan keberlanjutan.

Kopi Timor telah mendapatkan pengakuan global karena cita rasanya yang khas dan dampak sosialnya. Ia telah menjadi sumber kebanggaan bagi negara ini, melambangkan ketahanan, pemberdayaan masyarakat, dan pembangunan ekonomi. Saat ini, Timor-Leste terus berfokus pada meningkatkan kualitas dan keberlanjutan industri kopi, memungkinkan petani untuk meningkatkan penghidupan mereka dan berkontribusi pada pertumbuhan negara.

Kopi, Serangan Jantung, Stroke

Sebenarnya, telah cukup banyak penelitian yang dilakukan berkaitan dengan efek konsumsi kopi dan kafein terhadap risiko serangan jantung dan stroke. Hasil dari berbagai penelitian itu cukup bervariasi: ada penelitian yang menunjukkan bahwa konsumsi kopi atau kafein yang tinggi dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, sementara penelitian lain menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan, atau bahkan terdapat efek positif bagi kesehatan.

Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa asupan kafein yang tinggi dapat meningkatkan tekanan darah dan denyut jantung, yang dapat berkontribusi pada peningkatan risiko serangan jantung dan stroke. Namun, penelitian lain telah menunjukkan bahwa konsumsi kopi tingkat menengah (yaitu sekitar 3-4 cangkir per hari) dapat memberikan efek perlindungan terhadap penyakit jantung dan stroke, yang mungkin diakibatnya adanya antioksidan dan senyawa anti peradangan dalam kopi.

Secara umum, meskipun bukti tidak sepenuhnya jelas, konsumsi kopi skala menengah saja dianggap aman untuk kebanyakan orang, dan bahkan dapat memiliki beberapa manfaat kesehatan. Namun, mereka yang memiliki gejala gangguan jantung atau tekanan darah tinggi harus sangat berhati-hati dengan asupan kafein mereka.

Robusta, Arabika, dll

Sering kita harus memilih antara kopi robusta dan kopi arabika. Secara umum, perbedaan antara keduanya adalah sebagai berikut:

  • Rasa: Kopi Arabika dikenal memiliki rasa yang lebih halus dan lembut dengan sedikit rasa asam dan buah-buahan. Sedangkan kopi Robusta memiliki rasa yang lebih pahit dan kasar.
  • Tempat Tumbuh: Kopi Arabika tumbuh di daerah dataran tinggi (di atas 1000m dari permukaan laut) dengan suhu yang sejuk dan banyak hujan. Sedangkan kopi Robusta tumbuh di daerah dataran rendah dengan suhu yang lebih panas dan banyak sinar matahari.
  • Kadar Kafein: Kandungan kafein dalam kopi Robusta lebih tinggi dibandingkan dengan kopi Arabika. Kopi Robusta mengandung sekitar 2,7% kafein, sementara kopi Arabika hanya sekitar 1,5%.
  • Harga: Kopi Arabika cenderung memiliki harga yang lebih mahal dibandingkan kopi Robusta karena lebih sulit untuk ditanam dan membutuhkan perawatan yang lebih intensif.

Terdapat juga beberapa jenis kopi lain selain Robusta dan Arabica, meski kurang dikenal dan ditanam. Beberapa di antaranya:

  • Liberica — Kopi ini tumbuh terutama di Afrika Barat dan Tengah. Aromanya serupa asap yang unik dengan nuansa buah dan bunga.
  • Excelsa — Jenis yang kurang dikenal ini tumbuh di Asia Tenggara. Rasanya mirip buah yang asam dengan nuansa rempah; dan sering digunakan sebagai campuran dengan varietas kopi lainnya.
  • Maragogype — Mutasi alami dari kopi Arabika dan terkenal dengan bijinya yang besar dan bulat. Rasanya halus dan pedas; ditanam terutama di Amerika Tengah dan Selatan.
  • Geisha — Kopi ini ditanam terutama di Panama dan semakin populer dalam beberapa tahun terakhir karena profil rasa yang unik, yang digambarkan mirip bunga dan teh.
  • Bourbon — Varietas kopi Arabika yang ditanam terutama di Amerika Tengah dan Selatan. Rasanya mirip buah yang manis dengan nada cokelat; sering digunakan dalam campuran espresso.

Sementara kopi Robusta dan Arabika sejauh ini merupakan jenis kopi yang paling banyak ditanam dan dikonsumsi, varietas lain ini menawarkan profil rasa yang unik dan menarik yang dapat diapresiasi oleh para pecinta kopi.

Kopi dan Kesehatan Ginjal

Paper Tommerdahl dkk (2022) yang saat ini tengah dalam proses penerbitan di Kidney International Report (DOI 10.1016/j.ekir.2022.04.096) mengkaji kemungkinaan atau potensi manfaat dari konsumsi kopi dalam perlindingan terhadap penyakit ginjal. Konsumsi kopi secara teratur dinilai berkaitan dengan rendahnya kerusakan atau penyakit pada ginjal, seperti yang diteliti pada empat belas ribu sampel orang dewasa di Amerika Serikat oleh studi ARIC (Atherosclerosis in Communities).

Kopi mengandung beberapa senyawa yang memiliki kemungkinan mempengaruhi ginjal. Salah satunya tentu saja kafein, yang dapat berfungsi sebagai antagonis dalam reseptor adenosin; serta senyawa biokatif polifenol yang dapat berlaku sebagai antioksidan nabati. Kafein mempengaruhi hemodinamina ginjal dan natriuresis melalui beberapa faktor, termasuk dengan memberikan hambatan atas penyerapan kembali natrium yang dapat melepaskan air dan melarutkan zat-zat ekskresi. Senyawa bioaktif terbukti dapat memperbaiki kondisi yang diakibatkan oleh stress oksidatif dan inflamasi.

Namun keseluruhan data potensi di atas belum diuji untuk menyelidiki pengaruh misalnya pada diabetes jenis 1 (disebut T1D); padahal anak muda dengan T1D memiliki risiko tinggi untuk mengalami kerusakan ginjal.

Maka dilakukan penelitian berjudul Evaluasi Terapi Kopi untuk Perbaikan Oksigenasi Ginjal (kode NCT03878277). Penelitian dilakukan pada 10 anak muda 12-21 tahun dengan T1D, yang diuji dengan pemberian 325ml Starbucks Cold Brew setiap hari, dan diukur fungsi hemodinamika intra-gromelurus dengan RPF, GFR; dan diukur juga oksigenasi ginjal dengan MRI. Dihipotesiskan, konsumsi kopi harian ini dapat meningkatkan oksigenasi ginjal tanpa mengubah hasil di GFR dan RPF. Namun hasil uji dalam waktu singkat ini menunjukkan tidak ada perubahan signifikan pada seluruh parameter yang diukur. Selain waktu yang singkat, sampel juga terlalu kecil, sehingga tidak cukup menangkap hal-hal seperti keparahan penyakit, rentang usia, dan perilaku lain.

Peringkat Profesi Peminum Kopi

IO9 [URL] menampilkan survei yang diselenggarakan pada tahun 2011 oleh Dunkin Donuts dan CareerBuilder. Survei dilakukan pada 4.700 pekerja Amerika, dan hasilnya adalah daftar profesi yang membutuhkan kopi lebih dari yang lain.

Kesimpulan survei adalah bahwa ilmuwan dan teknisi laboratorium merupakan peminum kopi terberat di negara itu. Tentu ini tak mengejutkan. Sains adalah pekerjaan 24 jam. Riset dilakukan pada jadwal yang berbeda dengan irama manusia normal. Apalagi jika perkerjaan ini ditambah dengan urusan menulis paper hasil riset, mempersiapkan conference, mereview paper sejawat, hingga mengajukan proposal pendanaan riset. Alhasil, para ilmuwan sering harus bekerja larut malam dan pada akhir pekan.

Peringkat lengkap profesi peminum kopi menurut survei ini:

  1. Ilmuwan dan teknisi lab
  2. Profesional marketing dan PR
  3. Pengelola bidang pendidikan
  4. Penulis dan editor
  5. Pengelola bidang kesehatan
  6. Dokter
  7. Penyedia makanan
  8. Profesor
  9. Pekerja sosial
  10. Profesional bidang keuangan
  11. Personal caretaker
  12. Koordinator pengelolaan sumber daya manusia
  13. Perawat
  14. Profesional bidang pemerintahan
  15. Pekerja trading terlatih

Mahasiswa dan pelajar, dikau-dikau belum digolongkan sebagai profesional, jadi belum masuk ke survei ini.

Penurunan Depresi Para Wanita

Riset mengenai kaitan antara kopi dan kesehatan selalu kontroversial, dan harus disimak secara lebih hati-hati, sambil terus mencermati riset-riset lain, sambil berharap seluruh riset itu bersifat konklusif dan bukan anekdotal. Yang di bawah ini salah satunya.

Sebuah artikel di Lifehacker [URL] menyampaikan riset yang menyimpulkan bahwa kopi memiliki efek kuat kesehatan mental: dua atau lebih cangkir per hari dikaitkan dengan penurunan risiko depresi. Jurnal “The Nurses ‘Health Study” mengevaluasi lebih dari 50.000 wanita di Amerika Serikat melalui kuesioner dari tahun 1980 hingga 2004, dan mengidentifikasi kasus depresi dalam periode 10-tahun. Perempuan yang minum dua atau tiga cangkir kopi sehari cenderung memiliki risiko depresi 15% lebih lebih kecil, dibandingkan dengan mereka yang minum satu atau lebih cangkir kopi seminggu, dan mereka yang minum empat atau lebih cangkir sehari memiliki penurunan risiko hingga 20%.

Namun patut diperhatikan bahwa riset ini hanya menunjukkan adanya keterkaitan, dan bukan memastikan adanya sebab-akibat. Artinya, belum ada yang benar-benar menyarankan para wanita untuk mulai minum kopi demi mengurangi depresi.

Carpuccino: Mobil Berbahan Bakar Ampas Kopi

IET, Institution of Engineering and Technology, adalah asosiasi insinyur internasional yang berpusat di Inggris. Minggu ini di web IET mendadak ada berita menarik tentang mobil berbahan bakar kopi. Mobil ini adalah VW Scirocco tahun 1988 yang dibeli di eBay seharga £400, kemudian dimodifikasi sehingga ia tak memerlukan bahan bakar lain, selain ampas kopi. Ampas kopi! Penciptanya adalah Jem Stansfield, seorang presenter dari BBC. Ia merakit pembakar yang memanggang ampas kopi sehingga menghasilkan uap yang mudah terbakar, lalu memproses uap itu menjadi energi.

Mobil ini mampu menempuh perjalanan dari London ke Manchester, dengan bahan bakar ampas kopi dari 11.000 takar espresso.Mobil dibawa dari BBC TV Centre di London, melalui Birmingham, Coventry (tentu saja!), dan Crewe, dan berakhir di Bing Bang Science Fair di Manchester. Perjalanan memakan waktu 17 jam, karena sempat ada hambatan.

Mobil ini tentu masih jauh dari sempurna. Harus berhenti setiap 60-70 mil untuk memastikan penyaring bersih. Juga suhu harus terus menerus diamati, dan perlu didinginkan saat suhu terlalu tinggi. Tapi kecepatan bisa mencapai sekitar 100 km/jam (55 – 70 mph di artikel aslinya). Tak buruk untuk energi dari limbah!

Penelitian memang mengungkapkan bahwa bubuk kopi memiliki kandungan energi yang lebih tinggi dan menghasilkan lebih sedikit abu ketika dibakar, dibandingkan dengan limbah kertas, daun atau kayu. Dengan dana yang terbatas dari BBC – yang berjumlah hanya £ 700 – Stansfield dkk membangun mobil yang dinamai Carpuccino itu di rumahnya di Brighton.

Page 1 of 2

Powered by WordPress & Theme by Anders Norén