Go Soe Loet tiba dari Fujian di pulau Jawa sekitar awal abad ke-20. Bekerja sebagai pedagang, ia melihat banyak orang yang suka minum kopi. Jadi dia memutuskan untuk memulai bisnis kopi pada tahun 1927. Untuk mengingat bagaimana dia datang ke Jawa, dia memilih ‘Kapal Api’ sebagai merek bisnis kopinya. Untuk menurunkan harga agar masyarakat mampu membelinya, ia mencampurkan kopinya dengan jagung. Saat itu kopi dijual sebagai komoditas tanpa merek.
Pada tahun 1968, anak Go Soe Loet yang bernama Soedomo Mergonoto mulai bekerja sebagai tenaga pemasaran di perusahaan ayahnya. Dimulailah inovasi baru. Soedomo mengamati inovasi dari Unilever. Ketika perusahaan lain menjual sabun batangan panjang untuk dipotong, Unilever mulai menjual sabun batangan ukuran seragam yang telah dibungkus sebelumnya. Yang dianggapnya juga menarik, Unilever mengiklankan produknya! Ketika Soedomo mengambil alih perusahaan dari ayahnya pada tahun 1978, inovasi tersebut ia tiru pada produk kopinya. Dia membuat iklan dengan Paimo (saat itu seorang pelawak terkenal di Jawa Timur) yang digambarkan sedang mengambil secangkir kopi. Itu membuat hit, dan penjualan berlipat ganda dalam semalam. Dalam tiga bulan, Kapal Api menjadi perusahaan kopi terbesar di Surabaya.
Pada tahun 1982, Soedomo membeli mesin pemanggang 500 kg/jam dari Jerman, dengan asumsi mesin tersebut akan bekerja 7 jam/hari setelah beberapa tahun. Yang terjadi, mesin ini berjalan 24 jam/hari setahun kemudian. Dan segera, Kapal Api menjadi perusahaan kopi terbesar di Indonesia. Di tahap itu, mereka tidak memiliki rencana untuk memiliki perkebunan sendiri.
Pada tahun 1986 Pemerintah Indonesia menawarkan Kapal Api untuk mengambil alih perkebunan kopi tua di Gunung Kalosi di Sulawesi Tengah. Sebagai imbalannya, Kapal Api harus melakukan pengembangan kawasan. Sejak saat itu, Kapal Api mengelola semua bisnis kopi: perkebunan, pemanggangan, dan distribusi.
Kini Kapal Api mengoperasikan mesin roasting kopi terbesar di dunia (5 ton/jam). Namun, mesin 500 kg/jam yang lebih kecil masih beroperasi. Ini juga memiliki beberapa merek kopi utama di Indonesia (Excelso, Santos, dll), serta kafe Excelso yang terkenal. Di Sulawesi, Kapal Api telah membangun ratusan kilometer jalan dan 26 jembatan.
Bagi banyak orang Indonesia, kopi berarti Kapal Api. (Disarikan dari Gabriella Teggia: A Cup of Java)